“TARIK”
Dimasa, dimana saya berdiri menghirup udara,menapaki hidup dan bertransisi dengan kehidupan yang selalu bergejolak dalam ruang lingkup sebagai insan muda.
Ada seorang anak yang bernama tarik, ia hidup dengan segi ekonomi yang berkecukupan, dikala ia membutuhkan sesuatu,entah apapun itu, pasti kedua orang tuanya akan memberikan,bertujuan supaya si tarik senang. Disini si tarik bukanlah orang yang sombong,ia berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, tapi ia hanya sebatas mengenal saja,tak menuntut harus kenal lebih jauh.
Dimata teman”nya pun ia termasuk anak yang supel tapi agak pendiam. Dia tidak ingin teman”nya masuk lebih jauh dalam kehidupannya, meskipun teman itu,sudah merasa mengenal dia.Diumurnya yang sekarang ia bertransisi dengan kejamnya ibu kota, dimana setiap anak muda hanya meletakkan tangan menunggu uluran kedua orang tuanya.
Dimana kehidupan hedonisme kota besar semakin bergejolak, nilai dari pantasnya seseorang hanya diukur dari harta dan martabat, segi status sosial dari orang tersebut yang diAgungkan. Bagi tarik ia merasa dirinya berada dalam dua sisi hidup bagaikan magnet dengan kedua sisinya, disatu sisi tarik berinteraksi dengan teman” yang bisa dikatakan,tahu dengan semua kehidupan kota metropolitan ini.
Tapi tarik merasa ini bukan dunianya, ia merasa tidak nyaman dengan hal tersebut, ia lebih suka dengan hidup yang sederhana dan berjuang untuk mendapatkan hidup yang layak,tidak hanya menghamburkan uang orang tua, yang kita tahu bahwa mereka mencari uang tersebut untuk kelayakan hidup kita, untuk membuat kita senang, walaupun mereka berkeringatkan darah mencari uang tersebut. Dan yang kita tahu hanya menghabiskan uang tersebut untuk hal” yang boleh dianggap tidak berguna.
Orang tua pasti akan senang bila kita senang,tapi apakah tidak ada rasa kasihan melihat mereka bersusah payah mendapatkan uang tersebut, dimanakah rasa sayang kita pada orang tua, yang telah dibutakan dengan kehidupan hedonisme ini.
Dengan masanya dia yang semakin dewasa dia semakin mengerti dengan namanya arti dari hidup ini. Pasti pada umur kalian yang sekarang begejolak pertanyaan yang menunggu jawabnya,
Akan jadi apakah saya setelah ini?
Dengan cara apa saya membahagiakan kedua orang tua?
Pasti kedua pertanyaan tersebut mewakili sebagian besar dari apa yang kalian pertanyakan selama ini. Kita takkan bisa menjawab semua itu sekarang ada waktunya dimana semua pertanyaan itu kan terjawab, yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah berdoa dan berusaha yang terbaik yang bisa kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar